Kisah Ali bin Abi Thalib Dengan Sepuluh Orang
Khawarij
Hai
friends, bagaimana kabarnya??? Semoga dalam keadaan sehat. Kali ini saya akan
berbagi kembali cerita hasil
terjemahan dari kitab Al-Mawaizu
Al-‘Ushfuriyyah.Cerita kali ini adalah tentang Ali bin Abi Thalib dengan
sepuluh orang Khawarij…. Penasaran…….. simak langsung ceritanya…..
Kisah Ali bin Abi Thalib Dengan Sepuluh Orang Khawarij
Kaum Khawarij pernah mendengar hadis dari Rasulluah
yang mengatakan bahwa “Aku adalah kota ilmu, dan Ali adalah pintunya”.
Mendengar hadis tersebut, kaum Khawarij ingin menguji Ali dengan beberapa
pertanyaan, apa Ali memang benar-benar pintar atau tidak. Kemudian
dikumpulkanlah sepuluh golangan dari kaum Khawarij dan diutuslah para pembesar
dari sepuluh golongan tersbut. Setiap pembesar akan menanyakan satu pertanyaan
yang sama. Kalau semua pertanyaan itu dijawab dengan jawaban yang berbeda, maka
Ali memang benar-benar pintar dan alim.
Orang pertama: “Hai
Ali, Apa yang lebih utama, Ilmu atau Harta? Ali menjawab: “Ilmu lebih utama dari harta”. Apa alasannya, kata
orang khawarij tersebut. Ali menjawab: “Ilmu adalah warisan para Nabi,
sedangkan harta adalah warisan dari Qorun, Fir’aun dan lainnya”. Setelah
mendapat jawabannya orang tersbut pergi.
Orang kedua: “Hai
Ali, Apa yang lebih utama, Ilmu atau Harta? Ali menjawab:“Ilmu lebih utama dari harta”. Apa alasannya, kata orang khawarij
tersebut. Ali menjawab: “Kalau
Ilmu, ia yang akan menjaga kita, sedangkan harta kita yang menjaganya”. Pulanglah penanya yang kedua
dengan jawaban yang berbeda.
Orang ketiga: “Hai Ali, Apa yang lebih utama, Ilmu atau Harta? Ali
menjawab: “Ilmu lebih utama dari harta”. Apa alasannya, kata orang khawarij
tersebut. Ali menjawab: “Orang
yang banyak harta akan mendapat musuh yang banyak, sedangkan orang yang banyak
ilmu, akan mendapat teman yang banyak”.
Orang keempat: “Hai Ali, Apa yang lebih utama, Ilmu atau Harta? Ali
menjawab: “Ilmu lebih utama dari harta”. Apa alasannya, kata orang khawarij
tersebut. Ali menjawab: “Apabila
harta digunakan, maka akan berkurang. Tapi kalau ilmu digunakan dan diamalkan
akan bertambah”.
Orang kelima: “Hai
Ali, Apa yang lebih utama, Ilmu atau Harta? Ali menjawab: “Ilmu lebih utama dari harta”. Apa alasannya, kata
orang khawarij tersebut. Ali menjawab: “Orang
yang memiliki harta akan mendapat panggilan bakhil, sedangkan orang yang
memiliki ilmu akan mendapat panggilan mulia”.
Orang keenam: ““Hai Ali, Apa yang lebih utama, Ilmu atau Harta? Ali
menjawab: “Ilmu lebih utama dari harta”. Apa alasannya, kata orang khawarij
tersebut. Ali menjawab: “Hara
dijaga agar tidak diambil pencuri, tetapi ilmu tidak dijaga dari pencuri”.
Orang ketujuh: “Hai Ali, Apa yang lebih utama, Ilmu atau Harta? Ali
menjawab: “Ilmu lebih utama dari harta”. Apa alasannya, kata orang khawarij
tersebut. Ali menjawab: “Harta
akan dipertanggungjawabkan pada hari kiamat, sedangkan ilmu membawa syafaat
pada hari kiamat”.
Orang kedelapan: “Hai Ali, Apa yang lebih utama, Ilmu atau Harta? Ali
menjawab: “Ilmu lebih utama dari harta”. Apa alasannya, kata orang khawarij
tersebut. Ali menjawab: “Harta
akan lenyap ketika habis masanya, sedangkan ilmu tidak akan lenyap”.
Orang kesembilan: “Hai Ali, Apa yang lebih utama, Ilmu atau Harta? Ali
menjawab: “Ilmu lebih utama dari harta”. Apa alasannya, kata orang khawarij
tersebut. Ali menjawab: “Harta
membuat keras hati, sedangkan ilmu menerangi hati”.
Orang kesepuluh: “Hai Ali, Apa yang lebih utama, Ilmu atau Harta? Ali
menjawab: “Ilmu lebih utama dari harta”. Apa alasannya, kata orang khawarij
tersebut. Ali menjawab: “Orang
yang memiliki harta menghambakan diri kepada harta, tetapi orang yang memiliki
ilmu adalah orang yang menghambakan diri kepada Allah”.
Berapa pertanyaan pun yang kalian tanyakan kepadaku
kata Ali, akan aku jawab dengan jawaban yang berbeda. Karena ilmu itu hidup,
tidak pernah mati dan selalu berkembang. Akhirnya, para pembesar Khawarij yang
sepuluh orang itu masuk Islam semuanya.
Dari cerita di atas bisa kita ambil hikmah atau
pelajaran yang sangat berharga kepada kita. Cerita di atas mengajarkan kepada
kita agar senantiasa menuntut ilmu sampai kapan pun, karena ilmu tidak akan
pernah mati, ilmu akan selalu hidup dan berkembang terus menerus. Cerita
tersebut juga mengajarkan kepada kita agar senantiasa lebih mengutamakan ilmu
dari pada harta, karena ilmu sifatnya abadi, sedangkan harta sifatnya hanya
sementara dan akan musnah mengikuti zaman.
Untuk itu, marilah kita senantiasa menuntut ilmu,
karena dengan ilmu kita akan memperoleh harta, jabatan, kekuasaan, dan lain
sebagainya. Orang yang berilmu akan mendapat derajat yang tinggi, baik di dunia
maupun di akhirat kelak. Mudah-mudahan kita termasuk orang yang lebih
mengutamakan ilmu daripada harta. Amin
ya rabbal ‘alamin……
Tidak ada komentar:
Posting Komentar